Anything about Petroleum Engineering's Collage student activity, books, and our knowledge

Thursday, June 15, 2023

POSTER ILMIAH DRILLING ACTIVITY

Poster Ilmiah Drilling Activity


Drilling atau dalam bahasa Indonesia adalah Pengeboran, merupakan kegiatan dalam dunia perminyakan yang paling penting peranannya. Mengapa demikian? karena dengan dilakukannya pengeboran, seluruh minyak dan gas yang akan kita peroleh dapat mengalir ke atas permukaan. 

Ada temen-temen yang belum tahu apa itu pengeboran? Lalu macamnya ada apa saja sih? Yuk kita simak sama-sama ^^

Jadi, Pengeboran dalam garis besar memiliki makna yaitu melubangi bawah permukaan (tanah) sehingga pipa-pipa untuk media transportasi minyak dan gas dapat dipasang menuju ke sumber minyak maupun gas. 

Berdasarkan penelitian dan kejadian dalam lapangan, sumber minyak dan gas bumi berada jauh dibawah permukaan. Tidak hanya di lingkungan hutan saja, namun juga di lingkungan permukiman warga terkadang karena aktivitas vulkanik maupun gempa bumi mengakibatkan pergeseran lempeng bumi (tanah bawah permukaan). Adanya pergeseran lempeng menyebabkan terjadinya patahan/crack yang pada tanah sehingga terbentuk celah untuk minyak maupun gas bumi untuk mengalir keatas. Sehingga letak minyak dan gas bisa dimana saja. Ketika minyak dan gas ditemukan di bawah permukaan pemukiman  maka diperlukan teknik khusus dalam pengeboran. Sehingga pengeboranpun dibagi menjadi 2 macam. Ada pengeboran lurus dan pengeboran berarah. 
 

Wednesday, June 14, 2023

DRILLING RIG COMPONENTS


    DRILLING RIG COMPONENTS

    

 


Apa itu RIG?

RIG dalam industri perminyakan adalah alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengeboran sumur minyak dan gas alam. Rig digunakan untuk mengakses reservoir minyak atau gas alam di bawah permukaan bumi dan mengebor sumur-sumur produksi migas.

JENIS RIG

1. Onshore Rig
        Onshore rig digunakan untuk pengeboran sumur minyak yang ada di daratan. Onshore Rig biasanya     digunakan saat sumur berada di lokasi yang mudah dijangkau melalui jalan darat. Rig darat memiliki struktur     yang kokoh dan kuat untuk menopang operasi pengeboran. Rig darat umumnya lebih besar dan lebih     kompleks dibandingkan dengan rig lepas pantai.

2. Offshore Rig
        offshore Rig digunakan untuk pengeboran sumur di lepas pantai, diperairan dalam. Rig ini ditempatkan di  perairan laut dalam dan dirancang untuk menahan beban dan kondisi cuaca yang keras umumnya memiliki     struktur besar yang digunakan untuk mengebor sumur minyak atau gas di lepas pantai.

KOMPONEN DRILLING RIG

1. Hoisting System
        Hoisting system (sistem pengangkatan) digunakan untuk mengangkat dan menurunkan peralatan dan     komponen berat yang terlibat dalam proses pengeboran sumur minyak, penyelesaian sumur, dan kegiatan  produksi. Sistem ini penting dalam menjalankan operasi di atas permukaan dan di bawah permukaan dalam      industri perminyakan. Komponen penting dalam hoisting sistem pada drilling rig yaitu drawworks, derrick,     crown block, travelling block, tali baja (wire rope), hook, swivel, kelly, cathead, dan power sistem.

2. Circulating System
        Circulating sistem dalam pengeboran sumur minyak dikenal sebagai sistem sirkulasi pengeboran. Sistem     ini bertanggung jawab untuk memasok lumpur pengeboran dari permukaan ke sumur dan mengeluarkannya     kembali, serta mempertahankan tekanan yang tepat di dalam sumur. Komponen utama dalam sistem sirkulasi     pengeboran pada rig pengeboran yaitu pompa lumpur (Mud Pump), tangki lumpur (Mud Tanks), shale shaker, desander, desilter, dan sistem blowout preventer.

3. Rotary System
        Rotary system adalah salah satu sistem penting dalam drilling rig. sistem ini bertanggung jawab untuk     memberikan gerakan putar pada string drill (rangkaian pipa bor) agar dapat mengebor lubang dalam tanah     atau batuan. Komponen utama dalam rotary sistem pengeboran pada rig pengeboran yaitu rotary table, kelly,  kelly bushing, swivel, drill pipe, dan drill collar.




Potensi dan Manifestasi Panas Bumi Pegunungan Ijen Berdasarkan Suhu Permukaan

"Potensi dan Manifestasi Panas Bumi Pegunungan Ijen Berdasarkan Suhu Permukaan"

Indonesia diketahui memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia dengan potensi mencapai 28,99 GWe atau setara dengan 40% dari total potensi panas bumi dunia yang telah dieksplorasi. Salah satu Pegunungan yang diduga besar berpotensi panas bumi adalah Pegunungan Ijen. Hal ini dibuktikan berdasarkan analisis data 3G (Geophysic, Geochemical, Geologic) yang menyatakan bahwa cadangan terduga yang dimiliki oleh Pegunungan Ijen sebesar 133 MWe, dimana 110 MWe milik Gunung Ijen, sementara 23 MWe milik Gunung Raung.

Suhu Permukaan Tanah. Setiap objek di muka bumi memiliki karakteristik yang berbeda dalam memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik, tergantung suhu yang dimilikinya. oleh persamaan Braak berikut :

T=26,3°C-((0,61°C.h))/100

Dimana 26,3 °C adalah suhu rata-rata tahunan, 0,61 °C adalah gradien suhu setiap kenaikan 100 m, dan h adalah elevasi. Nilai suhu permukaan yang berasal dari aktivitas vulkanik terhadap aktivitas manusia, dibedakan dengan melakukan komparasi peta kerapatan vegetasi yang diperoleh dari hasil perhitungan NDVI dan peta sebaran suhu permukaan. Sementara potensi manifestasi panas bumi dipetakan melalui zona potensi yang berinterseksi dengan kelurusan. Zona potensi yang dimaksud adalah suhu permukaan tanah yang dijustifikasi berpotensi panas bumi. Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar manifestasi panas bumi yang ditemukan berada di sekitar kelurusan yang berinterseksi dengan suhu permukaan tanah yang tinggi. Sedangkan kelurusan merupakan zona lemah yang menjadi jalan keluarnya fluida menuju permukaan, berbanding terbalik. Jika hal tersebut berlaku sebaliknya, yaitu suhu permukaan semakin tinggi seiring kenaikan elevasi maka terdapat anomali panas pada daerah tersebut sehingga potensi adanya panas bumi semakin besar.

Manifestasi Panas Bumi. Manifestasi panas bumi adalah tanda-tanda alam yang nampak di permukaan tanah sebagai petunjuk awal adanya aktivitas panas bumi di bawah permukaan. Manifestasi ini diperkirakan terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida panas bumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan. PT Medco Power Indonesia berhasil memetakan 16 manifestasi panas bumi berupa 5 buah hot spring dan 11 buah alterasi yang tersebar di bagian dalam kaldera Pegunungan Ijen. Selain itu, diperkirakan masih banyak lagi manifestasi panas bumi yang belum terdata dan terpetakan mengingat morfologi daerah penelitian yang berbukit-bukit dan bertekstur kasar serta hampir sebagian besar tertutup oleh vegetasi dengan tingkat kehijauan tinggi, sehingga tidak mudah untuk dilakukan observasi langsung di lapangan. Namun demikian potensi manifestasi panas bumi Pegunungan Ijen dapat dipetakan berdasarkan irisan hasil digitasi kelurusan yang berinterseksi dengan suhu permukaan tanah yang tinggi untuk masingmasing citra pada September 2013, 2015, dan 2017 berdasarkan fakta bahwa sebagian besar manifestasi yang terdata berasosiasi dengan kelurusan dan suhu permukaan tanah yang tinggi.

Kelurusan yang berinterseksi dengan suhu permukaan tanah yang tinggi (warna jingga dan merah) merupakan pengontrol sebagian besar manifestasi panas bumi yang berhasil didata oleh PT Medco Power Indonesia. Manifestasi yang berasosiasi dengan kelurusan dan suhu permukaan tanah yang tinggi pada bulan September 2013, 2015, dan 2017 berjumlah 14 dari 19 manifestasi yang telah diperoleh.

Daerah yang berpotensi panas bumi berada pada bagian dalam kaldera Pegunungan Ijen dengan anomali suhu sebesar 26-50 °C yang didominasi oleh vegetasi dengan tingkat kehijauan tinggi. Sementara beberapa manifestasi panas bumi yang telah terdata diketahui berasosiasi dengan kelurusan yang berinterseksi dengan suhu permukaan tanah yang tinggi, sehingga potensi manifestasi yang berhasil dipetakan ialah kelurusan yang secara konsisten berinterseksi dengan suhu permukaan tanah yang tinggi pada September 2013, 2015, dan 2017 dengan orientasi Tenggara – Barat Laut dan Barat Daya – Timur Laut

 


Sistem SCADA pada Storage Tank PPSDM Migas Cepu

 

Keyword : SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition)

 

Eksplorasi, produksi, transportasi, dan pemrosesan minyak dan gas semuanya bergantung pada berbagai inovasi dan aplikasi teknologi dalam industri perminyakan. Pemetaan seismik, rig pengeboran, teknologi produksi, sistem transportasi, pemrosesan minyak dan gas, teknologi pengeboran kutub, dan teknologi energi terbarukan adalah contoh teknologi industri perminyakan.

Teknologi yang modern harus mulai digunakan dalam dunia industri migas dikarenakan dengan adanya teknologi mempermudah jalannya setiap rangkaian dari proses pada industri migas. Sebelum adanya sebuah teknologi semua proses yang dilakukan berjalan secara manual, sehingga dibutuhkan tenaga manusia yang lebih banyak dalam menjalankannya dan tentunya menambah kemungkinan dalam terjadinya kecelakaan kerja akibat kesalahan pekerja yang tidak dapat diduga. Semua teknologi ini terus berkembang dan ditingkatkan untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kinerja industri perminyakan

Teknologi di dunia perminyakan mulai banyak digunakan pada generasi sekarang. Banyak industri migas yang mulai mempergunakan teknologi untuk kebutuhan industrinya. Salah satu industri migas yang umum adalah PPSDM Migas Cepu. PPSDM Migas memiliki kilang pengolahan minyak bumi dimana sumber bahan baku minyak bumi diperoleh dari PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Kilang PPSDM Migas merupakan unit Distilasi Atmosferik atau CDU (Crude Distillation Unit) yang merupakan primary processing dalam pengolahan minyak bumi.


Sistem kerja SCADA pada Storage Tank

Sistem pengecekan volume pada storage tank di kilang PPSDM Migas Cepu merupakan salah satu contoh teknologi perminyakan yang digunakan di PPSDM Migas Cepu. Pada contoh sebelumnya, volume ini masih diperiksa secara manual dengan menjadwalkan beberapa pekerja untuk memeriksa volume minyak dan gas pada storage tank.

Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan mencari layanan yang fleksibel, serba mudah dan memuaskan serta mengejar efisiensi disegala aspek. Kebutuhan akan sistem untuk pengendalian jarak jauh semakin meningkat sejalan dengan majunya era globalisasi. Keberadaan storage tank dalam suatu unit pengolahan minyak sangat diperlukan, baik untuk menyimpan crude oil, produk hasil olahan, residu, maupun bahan kimia hasil samping pengolahan. Jumlah storage tank yang cukup banyak dan masing- masing storage tank mempunyai ukuran yang berbeda-beda menyebabkan operator akan kesulitan dalam menentukan volume atau kapasitas storage tank secara spesifik. Pengukuran secara manual akan sangat rawan menimbulakan kesalahan. Selain kesulitan hal itu operator juga kesulitan dalam menyajikan data terkait kapasitas masing- masing produk secara realtime atau berkala. Untuk mengatasi kesulitan petugas pengukuran level storage tank, dan dapat memberikan data kapasitas produk secara realtime dan lebih akurat dibutuhkan teknologi yang mendukung.

Storage tank PPSDM kilang Cepu Migas kini telah menggunakan sistem SCADA untuk pertama kalinya. Seorang insinyur Amerika bernama Theodore W. Paraskevakos dipercaya mengembangkan sistem SCADA pada tahun 1960-an. Paraskevakos menemukan bahwa sistem jarak jauh dapat dipantau dan dikendalikan melalui komunikasi perangkat elektronik. Pengembangan komersial sistem SCADA dimulai pada tahun 1970-an, dan pada saat itu, digunakan secara luas di industri.


Storage Tank yang ada di PPSDM Migas Cepu

        Sistem yang mengumpulkan data secara realtime online untuk setiap storage tank di kilang PPSDM Cepu Migas adalah Sistem Pemantauan Volume Lifting Minyak dan Gas Berbasis SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) atau lebih sering disebut dengan Online Realtime. Pemantauan data volume cairan storage tank secara berkala dapat dilakukan tanpa harus mengunjungi storage tank secara fisik.

Keunggulan dari penggunaan sistem SCADA ini adalah sebagai berikut :

·       Peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam hal monitoring volume lifting minyak dan gas bumi di storage tank.

·       Mampu melakukan verifikasi serta penelusuran terhadap kebenaran laporan volume lifting yang disampaikan oleh pihak KKKS secara transparan, akurat dan cepat.

·       Stabilitas akses dan akuisisi data melalui sistem integrasi data produksi dan lifting minyak dan gas bumi secara online realtime.

Sistem kontrol industri dapat dibuat lebih produktif dan efisien dengan bantuan SCADA. Sistem Pemantauan Lifting Migas berbasis SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dapat dinilai lebih efektif berdasarkan beberapa temuan penelitian. Ini memungkinkan untuk mempercepat produksi, membuatnya lebih baik, dan menghasilkan lebih banyak uang. Penggunaan SCADA membuat perolehan data yang akurat sebagai pembanding antara volume lifthing yang dimoitoring secara online realtime dengan volume lifthing yang dimonitoring secara manual. Di titik pemantauan, data volume lifting minyak dan gas yang akurat juga dapat diperoleh secara online real time.

SCADA juga masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, di antaranya sebagai berikut :

·            Ketergantungan pada teknologi : SCADA sangat bergantung pada teknologi seperti komputer, perangkat keras dan perangkat lunak. Jika ada kesalahan teknis pada perangkat maka sistem SCADA tidak akan berfungsi dengan baik

·            Keamanan : Sistem SCADA rentan terhadap serangan siber atau virus komputer

·            Pengelolaan data yang kompleks : data yang diperoleh dari system SCADA sangat banyak dan beragam sehingga membutuhkan tenaga kerja ahli untuk membaca dan mengaplikasikan data tersebut

·            Biaya : Sistem SCADA memerlukan investasi besar salah satunya biaya operasional, biaya perangkat dan biaya pemeliharaan yang tinggi

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian sistem SCADA untuk storage tank di PPSDM Migas Cepu, penggunaannya, kelebihan dan kekurangan sistem tersebut.